Ketika Anda menyalakan komputer, sebelum sistem operasi seperti Windows atau Linux mulai berjalan, ada sebuah program kecil yang mengambil alih kendali terlebih dahulu. Program ini bernama BIOS. Meski jarang disadari oleh pengguna awam, BIOS memiliki peranan penting dalam mengatur dan menjalankan sistem komputer sejak awal proses booting. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai apa itu BIOS, fungsinya, dan bagaimana cara mengakses serta menggunakannya dengan tepat.
Pengertian BIOS
BIOS adalah singkatan dari Basic Input/Output System. Ini adalah firmware, yaitu perangkat lunak yang tertanam di dalam chip memori kecil pada motherboard komputer. BIOS bertugas melakukan inisialisasi dan pengujian perangkat keras (hardware) saat komputer pertama kali dinyalakan, dan kemudian memuat bootloader untuk menjalankan sistem operasi.
Secara sederhana, BIOS adalah penghubung antara perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dalam sebuah sistem komputer. BIOS akan mengecek apakah semua komponen penting seperti RAM, CPU, keyboard, dan hard disk berfungsi dengan baik sebelum sistem operasi dimulai.
Fungsi BIOS
BIOS memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:
1. Power-On Self Test (POST)
Fungsi utama BIOS saat pertama kali komputer menyala adalah menjalankan POST, yaitu serangkaian pemeriksaan terhadap perangkat keras seperti memori, keyboard, dan media penyimpanan. Jika ditemukan masalah, BIOS akan memberikan kode suara (beep code) atau pesan error untuk membantu pengguna mendiagnosa kerusakan.
2. Menginisialisasi dan Mengatur Hardware
BIOS mengenali dan mengonfigurasi perangkat keras yang terhubung, seperti hard drive, optical drive, dan port USB. Ini dilakukan agar sistem operasi nantinya bisa berinteraksi dengan perangkat-perangkat tersebut.
3. Memuat Bootloader
Setelah POST selesai, BIOS akan mencari media penyimpanan yang berisi sistem operasi, seperti hard disk atau SSD, lalu memuat bootloader yang akan meneruskan proses booting ke sistem operasi itu sendiri.
4. Memberikan Antarmuka Konfigurasi Sistem
BIOS menyediakan antarmuka konfigurasi yang dapat digunakan pengguna untuk mengatur berbagai parameter komputer, seperti urutan boot, kecepatan clock CPU, konfigurasi RAM, serta pengaturan keamanan seperti password BIOS.
5. Mendukung Update Firmware
Seiring waktu, BIOS dapat diperbarui (dikenal sebagai flashing) untuk mendukung perangkat keras baru atau memperbaiki bug tertentu.
Cara Membuka BIOS
Mengakses BIOS biasanya dilakukan saat komputer dinyalakan. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk membuka BIOS:
- Matikan atau Restart Komputer terlebih dahulu.
- Tekan Tombol Khusus segera setelah komputer mulai menyala. Tombol ini bervariasi tergantung produsen motherboard atau laptop, namun yang paling umum adalah:
- Del (Delete)
- F2
- F10
- Esc
- Anda harus menekan tombol tersebut sebelum logo Windows muncul. Jika sudah masuk ke sistem operasi, Anda perlu restart kembali dan mencoba lagi.
- Jika berhasil, Anda akan masuk ke tampilan BIOS, biasanya berupa antarmuka biru atau hitam dengan teks putih, meskipun beberapa BIOS modern sudah menggunakan tampilan grafis (UEFI BIOS).




